Tutup Tahun Pelajaran KB-TK St. Velentinus 2019 (Part 2-Kids Fun)
Gerbang masuk Kids Fun (gambar dari Tribunnews) |
Setelah puas belajar dan melihat koleksi pesawat dan persenjataan milik TNI AU di Museum Dirgantara Mandala, rombongan melanjutkan perjalanan ke taman bermain Kids Fun. Untuk cerita di Museum Disgantara Mandala bisa di lihat di tulisan Tutup Tahun Pelajaran KB-TKSt. Velentinus 2019 (Part 1-Museum Disrgantara Mandala) ya…Lokasi taman bermain Kids Fun tidak terlalu jauh dari Museum Dirgantara, hanya 8,9 km jika dilihat dari google maps. Butuh waktu 20-30 menit perjalanan untuk sampai ke sana. Dari Museum, belok ke kiri arah Ring Road Selatan sampai menemukan perempatan arah Wonosari. Belok kiri ke arah timur, tepatnya beralamat di Jl. Wonosari No.KM, Madugondo, Sitimulyo, Kec. Piyungan, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta 55792. Kalau mau langsung perjalanan dari Solo, setelah Candi Prambanan belok ke kiri atau ke Selatan arah Wonosari, mentok, lalu belok kanan sedikit sudah sampai.
Kids Fun menempati lahan yang
cukup luas. Ada 23 wahana yang bisa dimainkan semuanya, sepuasnya,
diulang-ulang juga boleh plus 1x taman Jurasic Park. Harga tiket yang saya
dapat dari website resminya Mei 2019) Rp. 71.500,00 untuk hari Senin sampai
Kamis, Rp. 64.000,00 untuk hari Jumat, dan Rp. 79.000,00 untuk hari Sabtu, Minggu,
dan hari libur nasional. Namun jika pengunjung ingin menikmati fasilitas kolam
renang, flying fox, atau bermain gokart harus membeli tiket lagi, tidak
termasuk tiket yang tadi. Pengelola Kids Fun juga menyediakan paket-paket acara
yang beragam, jadi biayanya lebih irit lagi. Kalau mau tahu lebih lanjut, bisa
kunjungi website nya langsung karena saya bukan marketingnya Kids Fun. Yuk
lanjut cerita lagi!
Anak-anak tak kalah antusias
ketika sampai di Kids Fun, dari lokasi parkir sudah nampak beberapa wahana
permainan, terutama seluncuran di kolam renang yang menjulang tinggi. memasuki
gerbang taman bermain, tas pengunjung akan diperiksa oleh petugas. Kalau mau
masuk ke taman bermain, pengunjung tidak diperbolehkan membawa makanan dan
minuman dari luar. Akan tetapi jika pengunjung membawa botol minum dari rumah
seperti tumbler, tupperware, lock and lock, itu masih diperbolehkan. Saya tidak
sempat menanyakan alasannya karena itu sudah menjadi peraturan bagi pengunjung
jika mau masuk ke taman bermain. Dugaan saya, supaya tidak terjadi penumpukan
sampah di dalam arena bermain. Kalau pengunjung membawa botol kemasan air
mineral, pasti di dalam akan dibuang dan jika pengunjung tidak tertib, maka
taman bermain akan nampak kotor dan kumuh. Sehingga yang diperbolehkan hanya
botol yang bukan kemasan air mineral, karena pasti nya akan dibawa pulang oleh
pengunjung. Sayang donk jika botol yang dibeli mahal langsung dibuang.
Info yang
kami dapat, acara tutup tahun diawali dengan pertunjukan badut. Setelah semua
rombongan masuk ke arena, anak-anak menuju ke panggung pertunjukan yang
berlokasi di depan pintu gerbang. Panggung ini menonjol dengan hiasan kapal
bajak lautnya. Hanya sebentar saja anak-anak duduk rapi, setelah itu mereka
menyerbu bagian buritan kapal, bagian nahkoda, dan akhirnya kapal bajak laut
dikuasai anak-anak dalam waktu yang singkat. Sebelum puas bermain di atas kapal
bajak laut properti panggung, ada pengumuman yang disampaikan lewat pengeras
suara taman bermain. Bunyinya kurang lebih semacam ini “Untuk acara Tutup Tahun
Ajaran TK Valentinus, diadakan di panggung sebelah barat, bukan di panggung
pertunjukan Pirates Opera”. Yah…ternyata salah tempat, panggung yang sudah
dikuasai anak-anak KB-TK Santo Valentinus ternyata salah satu panggung yang
digunakan untuk pertunjukan Opera tentang kapten Jack.
Di panggung
yang dimaksud oleh pembawa acara tadi ternyata lebih besar, ada spanduk
bertuliskan “Pesta Tutup Tahun Kids Fun – TK Pangudi Luhur Valentinus Surakarta”,
tapi tanpa properti seperti yang di panggung pertama tadi. Seorang badut sudah
menanti di atas panggung, siap menghibur dan mengajak bermain anak-anak. Layaknya
seorang badut, kostum dan riasan mukanya lucu untuk menarik minat anak-anak.
Pak badut, begitu dia minta dipanggil. Pak badut ini tugasnya dobel, sebagai MC
sekaligus sebagai penghibur. Ada sekitar 4 lagu yang diajarkan ke anak-anak,
namun hanya satu yang masih terngiang di telinga saya. “Pak Badut…kintang kintung…Pak
Badut…Kintang kintung” adalah lagu yang masih saya hafal itu. Suasana menjadi
pecah saat Pak Badut minta anak yang mau maju untuk di beri hadiah. Tidak disangka,
ternyata hampir sebagian besar anak TK Pangudi Luhur Valentinus berani maju ke
panggung. Pak Badut menjadi panik, sulit menguasai panggung, sama ketika di
panggungnya Kapten Jack tadi.
Segera Pak
Badut punya strategi, menyaring anak dengan permainan konsentrasi. Nyanyian “Kalau
kau suka hati tepuk tangan, pegang perut, pegang hidung, pegang telinga…”
menjadi pengiring seleksi anak yang di atas panggung. Pak Badut menguji
kewaspadaan anak-anak yang masih mengharap hadiah. Saat Pak Badut bilang pegang
hidung tapi tangannya memegang telinga, di situlah proses eliminasi dilakukan. Anak
yang tidak konsentrasi, akan diminta turun panggung. Saya menilai cara Pak
Badut cukup cerdas, akan tetapi tidak efektif, anak-anak tidak mau turun.
Anak-anak tidak paham yang dimaksud Pak Badut, mereka merasa benar karena
walaupun antara mulut dan tangan tidak sinkron tapi mereka punya pembelaan. Meniru
gerakan Pak Badut menjadi alibi kebenaran sikap mereka. Pak badut kebingungan
menghadapi “kecerdasan” anak-anak PL Valentinus. Strategi pengendali massa dijalankan. “siapa yang bisa duduk dengan tenang,
akan diberi hadiah”, teriak pak Badut. Baru anak-anak turun dari panggung
kembali ke tempat duduk masing-masing dengan tenang, tidak jadi mendapat
hadiah. Akhirnya dengan jurus Pik Pik Ndi
Pak Badut mendatangi anak-anak untuk memberikan hadiah secara langsung. Harga dirinya
terselamatkan Hahaha…
Waktu sudah
mendekati puncak siang. Massa sudah mulai gelisah, entah tidak sabar kepengin
bermain atau karena lapar. Melihat kecenderungan tersebut, Pak Badut melakukan
atraksi sulap sebab nak-anak suka sekali sulap. Pak Badut mencoba mendapatkan
perhatian dari anak-anak dan terlebih lagi orang tua yang nampak lebih gelisah
dari anak-anak. Sulap yang pertama adalah kantong kosong, yang sudah saya duga
akan keluar sesuatu yang amazing. Namun, sasaran kurang mengena. Kantong hanya
tahu-tahu keluar telur palsu dari anak yang diminta jongkok. Sebenarnya trik
memunculkan benda dari kantong kosong bisa membuat orang terkejut, tapi narasi
Pak Badut kurang greget. Jadinya kayak nonton film Avanger And Game, ending dari sulap kantong kosong kurang memberi tendangan
bagi penonton yang sudah berharap banyak.
Sebagai penutup,
trik sulap kipas dibawakan oleh Pak Badut. Kipas kertas ukuran besar
dikibas-kibaskan Pak Badut ke tubuhnya yang tertutup kostum tebal. Entah itu
sebagai bagian dari skenario panggung, atau entah Pak Badut keluar keringat
dingin karena belum berhasil membuat anak-anak terkejut. Atau mungkin memang
cuaca Jogja sedang panas? Sewaktu SD saya pernah melihat sulap dengan trik ini.
Kipas akan baik-baik saja jika dipegang sang Magicion, sedangkan saat di pegang penonton, kipas tidak bisa
difungsikan. Benar saja, anak yang diminta maju ke depan tidak pernah berhasil
saat membuka kipas. Lalu giliran Pak Badut, sang maestro sulap ingin menutup
shownya siang itu dengan tepuk tangan meriah dari penonton. Dengan sikap penuh
percaya diri khas bintang panggung, Pak Badut memegang kipas, minta dibantu
merapal mantra agar kipasnya berfungsi kembali. Serentak anak-anak membantu
meneriakkan mantra agar keajaiban benar-benar terjadi “Bim Salabim jadi apa prok
prok prok…” dan kipas itu masih rusak. Saya menghitung setidaknya sampai enam
kali Pak Badut mencoba memainkan trik kipas ini dengan dibantu mantra
anak-anak, tapi tetap saja kipas belum mengembang sempurna. Akhirnya, setelah
percobaan ke tujuh, mantra pamungkas, mantra ajaib paling sakti, kipas baru
benar-benar mengembang diiringi tepuk tangan riuh dari penonton yang tinggal
separo. Yang lainnya, sudah menukar kupon makan siang dan antri di 23 wahana
permainan. Show Pak Badut sukses membuat tepuk tangan anak-anak pecah.
Menu makan
siang sudah habis disantap. Juang mulai mencari wahana permainan yang
disukainya. Tidak semua permainan cocok dengan karakternya. Dari 23 wahana yang
gratis, Juang hanya naik 9 wahana saja, dan 1 kali memainkan wahana perahu
remote control dengan koin seharga 4 ribu rupiah. Kalau dirinci, Juang naik
wahana kereta mini sekali, pesawat naik turun dengan hidrolik sekali, bumper
car sekali, bianglala sekali, perahu karet tanpa mesin sekali, perahu karet
dengan mesin sekali, balapan mobil vintage sekali, balapan mobil formula 2
kali, balapan mobil sedan mini 3 kali. Cuaca yang panas dan wahana sebanyak
itu, membuat agenda berenang batal dilakukan. Akan tetapi wajah anak-anak
nampak gembira bisa bermain bersama teman-teman walaupun batal berenang. Raut wajah
lelah namun puas bisa memainkan wahana yang disediakan sampai batas waktu jam
14.00 datang.
Rombongan pulang
sesuai jadwal. Mampir ke salah satu pusat oleh-oleh Bandara Jaya untuk membeli
buah tangan bagi keluarga di rumah. Saya hanya membeli satu kotak bakpia kacang
hijau untuk di rumah. Selama perjalanan pulang, anak-anak nampak masih full
energy. Nyanyian dan teriakan masih terdengar dari anak-anak yang bermain di
bus. Akan tetapi untuk Juang, setelah Delanggu dia terlelap di samping saya,
kecapekan. Menjelang Kartosuro, ada sedikit cerita lucu tentang Kids Fun.
Seorang ibu bercerita, anaknya nggak minta jajan makanan, hanya minum saja. 2
gelas es jeruk dan 1 gelas es susu coklat. Yang menjadi “lucu” harga 1 es gelas
es jeruk maupun es susu coklat 19rb, jadi kalau 3 gelas hampir 60rb. “Ini sih Kids nya Fun, mboke yang tidak Fun…”
Hahaha…
Komentar
Posting Komentar
Monggo berdiskusi...