Semangat yang tak diberikan


fiksi.kompasiana.com
Senin pagi 9 Juli 2012, rasanya berat bagi Lek Narto untuk baranjak dari tempat tidur yang memang empuk dan nyaman. Bukan hanya kasurnya yang terbuat dari busa dan pegas, tapi juga karena cuacanya yang mendung dan dingin membuat Senin itu terasa lebih berat dari biasanya. Kalau tidak dibangunkan paksa oleh istri Lek Narto, mungkin pagi itu masih menjadi pagi yang nyaman untuk tidur. Dengan terpaksa dan rasa ngantuk yang masih Nggandul, Lek Narto beranjak juga dari kasur yang sudah bercampur dengan keringat dan “iler”. Dalam hati, Lek Narto sempat memohon kepada Sang Pencipta agar pagi itu diberikan semangat untuk mencari rejeki dan beraktivitas. Tugas menyapu lantai yang biasa dilakukan tiap pagipun ditinggalkan karena harus buru – buru mandi, dan energi semangatpun sedikit mengalir ke dalam tubuh.
Sarapan pagi sudah disiapkan istri Lek Narto, yang memang harus diakui rajin bangun pagi dan mempersiapkan sarapan. Nasi goreng sea food sisa masakan hari minggu yang belum habis, menjadi santapan pagi yang istimewa bagi Lek Narto. Sambil menikmati nasi goring ditemani Sang Istri dan disela – sela suara berita tv, ada suara yang sudah agak lama tidak terdengar di genteng fiber yang memang letaknya di rumah bagian belakang. Yah…gerimis datang tak diundang, mengingatkan kembali rasa malas Lek Narto yang sedari tadi mengusik untuk diperhatikan. Sarapan sudah habis, berarti hal selanjutnya adalah persiapan memakai pakaian kerja dan memasukkan laptop kedalam tas yang sudah mulai robek. Ya ampun, rasanya alampun mendukungku untuk melanjutkan bermalas – malasan pagi ini.

“Jam 06.30…ah masih malas, toh rumahku jauh. Apalagi kondisi hujan gerimis gini pasti teman – teman bisa memaklumi”, pembelaan Lek Narto dalam hati.
“Jam 06.35…padahal tadi aku sudah berdoa supaya hari ini diberikan semangat untuk melewati pagi yang mendung ini, apakah Tuhan belum mengabulkan doaku sehingga aku masih belum punya semangat, malah diberi hujan?”, Lek Narto sedikit protes.
Jam 6.40…tiba – tiba dengan tekad baja Lek Narto pamitan kepada istri untuk berangkat kerja.
“ Aku berangkat dulu Bune..”teriak Lek Narto
 “ Masih hujan lho Pakne, pakai mantol”pinta sang istri kepada Lek Narto.
“ Ndak usah Bune, Cuma grimis  aja kok, malah seger “, Jawab Lek Narto dengan penuh semangat.

Nah Kawan, itu tadi pengalaman Lek Narto di hari Senin yang gerimis. Kenapa kok tiba tiba Lek  Narto bisa berubah menjadi semangat? Pada saat – saat terakhir jam 06.40, Lek Narto teringat sebuah film yang kalau tidak salah berjudul “ Evan Almighty “. Dalam film itu ada sebuah adegan percakapan antara tokoh “Tuhan” dan seorang manusia ( istri ). Si manusia berharap keluarganya lebih dekat dan harmonis, tapi justru ada kejadian yang membuat dia malu pada sang suami yang melakukan kegiatan aneh dan akhirnya dia meninggalkan suaminya. Tapi bukan filmnya yang Lek Narto bahas, yang Lek Narto ambil adalah percakapan setelah istri meninggalkan suami.

Tokoh Tuhan berkata,”Apakah jika kamu meminta kesabaran, Tuhan akan memberimu kesabaran?apakah kalau kamu meminta sebuah keharmonisan, Tuhan akan memberimu keluarga yang harmonis?Tuhan memberimu kesempatan untuk mewujudkan yang kamu pinta”

Dari sepenggal adegan percakapan di atas, Lek Narto hanya ingin berbagi pengalaman yang sama. Ketika Lek Narto minta diberi semangat, bukan energy semangat yang disalurkan ke tubuh Lek Narto seperti di film – film. Tapi yang terjadi malah hujan turun, seakan doa yang dihaturkan sia – sia. Kalau Lek Narto endapkan, hujan tadi justru jawaban Tuhan akan permohonan semangat yang diminta. Lek Narto diberi kesempatan menemukan semangat, dilatih untuk memaksa diri mengeluarkan semangat dari dalam diri melalui hujan di pagi hari. Jika kondisi hujan saja kita masih bisa semangat, apalagi kalau harinya cerah, pasti semangat itu akan sangat besar jika muncul dari dalam diri.

Itulah pengalaman yang bisa dibagikan Lek Narto. Kawan – kawan yang lain tentu juga punya pengalaman yang beragam, kiranya bisa dibagikan juga untuk kawan – kawan yang membaca.

Semoga bermanfaat.

Komentar

  1. Balasan
    1. Weitz...ada sahabat lama yang jarang kelihatan. Terima kasih Mas Cahyo sudah berkunjung

      Hapus

Posting Komentar

Monggo berdiskusi...

Postingan populer dari blog ini

Membuat Kartu Peringatan 1000 Hari (utk nasi Box)

Contoh - contoh hasil pengecoran logam

Panase Srengenge, Kabeh Melu Nyonggo