Semangat yang tak diberikan
fiksi.kompasiana.com Senin pagi 9 Juli 2012, rasanya berat bagi Lek Narto untuk baranjak dari tempat tidur yang memang empuk dan nyaman. Bukan hanya kasurnya yang terbuat dari busa dan pegas, tapi juga karena cuacanya yang mendung dan dingin membuat Senin itu terasa lebih berat dari biasanya. Kalau tidak dibangunkan paksa oleh istri Lek Narto, mungkin pagi itu masih menjadi pagi yang nyaman untuk tidur. Dengan terpaksa dan rasa ngantuk yang masih Nggandul, Lek Narto beranjak juga dari kasur yang sudah bercampur dengan keringat dan “iler”. Dalam hati, Lek Narto sempat memohon kepada Sang Pencipta agar pagi itu diberikan semangat untuk mencari rejeki dan beraktivitas. Tugas menyapu lantai yang biasa dilakukan tiap pagipun ditinggalkan karena harus buru – buru mandi, dan energi semangatpun sedikit mengalir ke dalam tubuh.