2 Farahquinn untukku


Siapa yang tidak suka makan?Lek Narto rasa, kebanyakan orang memiliki kecenderungan untuk memakan apa saja yang ada di hadapannya. Dari kecil hingga dewasa, dari bangun tidur bahkan menjelang tidur lagi, kegiatan makan selalu menjadi bagian yang tak terlupakan. Apa saja dimakan, entah sekedar untuk memenuhi kebutuhan jasmani, atau hanya sekedar untuk mencoba produk baru dari warung makan langganan Bahkan ada dangdut koplo yang berjudul Teman Makan Teman yang cukup asik untuk didengarkan, atau bahkan senyum kecut kena sindiran dari syair lagunya.

Makan memang mengasikkan. Seringkali perayaan bahagia ditandai dengan makan - makan. Dari perayaan kelahiran, kelulusan, pernikahan, naik jabatan, naik kelas, jadian, seringkali rasa syukur itu ditandai dengan ritual makan - makan. Yup ritual, dilakukan bukan karna memang benar - benar membutuhkan tapi seolah hanya sebagai "syarat" dalam merayakan peristiwa yang dianggap menggembirakan tersebut. Apakah dengan tidak makan - makan peristiwa bahagia tersebut menjadi tidak sah?bagi sebagian orang mungkin menganggap hal tersebut sebagai sebuah keharusan. Entah karena memang ada niatan dari dalam untuk membagi kebahagiaan itu lewat makan bersama, tapi tak jarang pula dilakukan karena Ewuh Pekewuh  dengan teman atau tetangga apabila tidak mengadakan acara makan - makan. Bagi masyarakat kecil, mungkin malah akan benar - benar merasakan arti makanan tersebut. Kalau orang yang berduit syukuran dengan makan - makan, tapi bagi orang kecil ada yang dimakan saja udah syukur.

Sekarang kalau kita melihat acara televisi, banyak acara yang berkaitan dengan kuliner. Makan tidak hanya sekedar menjadi kebutuhan pokok namun juga sudah merupakan gaya hidup dan hiburan. Acara dikemas dalam suasana yang menarik dan menunjukkan sisi estetika dari makanan. Coba lihat isi almari makan dirumah kita, apakah sayur ada di dalam panci yang sudah hitam bagian bawahnya?ataukah tahu tempe yang diletakkan di piring ala kadarnya?Yah...brarti sama dengan kondisi di rumah Lek Narto. Tapi coba lihat acara di TV, kalo Chef Marinka sudah masak, apa - apa jadi serba menarik, enak dan mengundang. Apalagi kalau yang masak Chef Farah Quinn...wow yummy katanya. Acara masak yang dulu hanya menjadi acara ibu - ibu dan gadis remaja, kini gantian didominasi oleh bapak - bapak dan remaja putra. Kalau acara masak - masak sudah mulai, mulai deh tu mata siap untuk tidak berkedip hahaha...yo po ra??? Makanan disajikan dengan hiasan dan ditata apik dengan wadah yang menarik, dengan koki cantik dalam balutan pakaian yang ciamik. Pokoknya ikutan yummi aja kalo udah liat makanan yang baru aja dimasak oleh Si Chef itu :p.

Lek Narto juga orang yang suka makan, pokoknya kalau udah dirumah makanan yang ada dimeja dan di almari makan mejadi sasaran operasi. Sampai - sampai kalau pulang kerja, pasti yang dibuka adalah almari makanan dulu. Dari kecil sampai dewasa, Lek Narto sudah dibiasakan untuk makan di rumah. Bahkan waktu sekolah dan sudah bekerjapun masih membawa bekal dari rumah. Tidak peduli orang mau bilang apa, yang penting bisa makan masakan ibu. Bagi sebagian orang mungkin aneh  kok orang udah gede masih bawa makanan dari rumah. Alasan yang pertama jelas, ngirit bro...tapi jujur makanan dari rumah itu sedep. Ibu Lek Narto memang sudah dikenal punya keahlian lebih dalam hal memasak. Walaupun masakan sederhana, tapi tak kalah yummi dengan masakan yang dijual di rumah makan. Bahkan menurut Lek Narto, kalau boleh jujur makanan yang dari restoran itu kurang sedep, rasanya standart, monoton, karena masakan dimasak tanpa ada ikatan batin antara pemasak dan penikmat. Hanya ada unsur membutuhkan. Pembeli butuh makan, yang jual menyediakan. Jadi rasanya ya datar - datar saja.
Sudah beberapa bulan ini di rumah ada satu lagi yang suka masak. Istri Lek Narto sekarang juga menjadi asisten koki dari ibu lek Narto. Dulu memang kalau masak masih kurang sedep, namun lama kelamaan masakannya sudah memiliki cita rasa. Hemm...kalau ibu mertua dan menantu itu berkolaborasi di dapur dengan kreasi masakannya, rasanya tak sabar mencicipi hidangan yang akan disajikan. Seolah Lek Narto sudah melihat duo Farahquinn di rumah sendiri. Paling suka kalau keduanya masak masakan yang pedas. Kalau Pak Bondan bilang Mak nyus, tapi kalau Lek Narto bilang " Mak Nyas..."



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Membuat Kartu Peringatan 1000 Hari (utk nasi Box)

Contoh - contoh hasil pengecoran logam

Panase Srengenge, Kabeh Melu Nyonggo