Nasibku ditentukan seminggu ini


Penantian, 06.39
Detak jam digitalku terus berjalan, pelan naun pasti dan mantap.
Menuju waktu yang sudah menjadi kesepakatan. Ah…angka di jamku menunjukkan 06.39, 20 menit lagi aku akan menghadapi ujian. Waktu yang singkat untuk persiapan sekaligus waktu yang lama untuk kegelisahan. Tak berselang, datang segerombolan kawan, dengan celotehan dan guyonan yang khas. “ Ternyata mereka sudah siap ”,kataku dalam hati. Ataukah mereka sama saja denganku?mencari kesibukan untuk sekedar mengurangi kegelisahan yang terus saja memburu. Mata sayu dan lebam, itulah yang menghiasi wajah kami. Pilihan untuk bergadang sampai malam dengan alasan belajar, menjadi alibi klasik bagi kami yang sering disebut pelajar. Obrolan masih berlanjut, ditimpali dengan sahutan dari kelompok sebelah, menjadikan suasana hangat yang merasuk ke dalam tubuh yang memang sedikit meriang karena “banyak belajar”. Ngiiiiiiiiiiiing………suara bel terdengar keras dan panjang. Bel khas pabrik yang dipasang di lingkungan pendidikan, memang ditujukan agar kami yang belajar menjadi terbiasa dengan suasana perusahaan. Dan suara yang dinanti telah hilang samar - samar, mengisyaratkan kami untuk segera berjuang. Jam 07.00 akhirnya datang…
Ujian
Mumet nggagas ujian

Di medan pertempuran,
Suasana berbeda terlihat di dalam ruangan ini. Dominasi warna putih dari lantai keramik yang berbau anyir karena habis dipel tadi pagi, dan juga tembok partisi yang bersih dengan aksen cap sepatu sebagai dekorasi di bagian bawahnya, membuat suasana terasa damai. Semuanya Nampak cantik dengan sedikit warna biru dari meja dan kursi buatan instansi kami sendiri. Sunyi menjadi pilihan, ketika 2 orang berjalan tenang memasuki ruangan. Dengan wajah serius dengan kaca mata sedikit tebal, menunjukkan mereka adalah orang yang suka membaca dan pintar. Apakah benar seperti itu?tanyaku dalam hati ragu.
Lembar soal dibagikan, dalam hati terus komat – kamit memohon kepada Yang Kuasa, “ Semoga aku paham dengan soalnya “. Alamak, walaupun sudah berdoa tiap mau ujian, ternyata masih sama dengan kondisi hari – hari yang kemarin. Kenapa soalnya begitu sulit?ataukah kemarin aku belum belajar sungguh???
Yah betul, harusnya aku belajar jauh hari sebelumnya, bukan kemarin. Aku menyesal belajar kemarin, dan penyesalanku ini aku rasakan juga di ujian tahun kemarin, 2 tahun kemarin…semoga tahun depan tidak terulang, harapku penuh keyakinan.
Terpaksa aku mengeluarkan jurus andalan, yang kupelajari dari teman dan pengamatan sekitar. Clingak – clinguk, memfokuskan mata, konsentrasi melihat lembar jawab teman. Aku cari teman yang kuanggap paling pintar. Ku tengok kanan, kiri, belakang…yah mereka sama saja denganku. Bahkan mereka lebih sibuk, sibuk mengeluarkan buku yang sudah dipersiapkan setengah jam yang lalu.
Aku paling tidak berani jika harus membuka buku, lebih baik aku minta langsung jawaban dari temanku (hahaha…ko aku egois banget ya…). Terpaksa hal ini kulakukan, badan meriang menjadikan aku tidak maksimal belajar, dalam hati membela diri.
Asem..ternyta dosen juga jeli, melihat sesuatu yang mencurigakan, mereka segera bergerak, patroli seperti satpam kampus yang ketemu tadi pagi. Aku urungkan niatku dulu, melihat wajah mereka saja, ciut nyali ini. Apalagi jika ketahuan curang, bisa rusak reputasiku.
Akhirnya, duduk diam sambil corat – coret buram menjadi aktivitas pembuang rasa bosan. Ah, kertas jawaban masih banyak yang kosong, kutulis saja jawaban seadanya, sambil menunggu suara yang aku nantikan “ Yak, kumpulkan”.
Ujian kali ini, sama saja dengan ujian hari kemarin. Pikiran positifku mengatakan, kesempatan ada 2 kali. Aku akan berusaha di ujian remidi. Semoga…

Lek Narto mengenang saat ujian sewaktu jadi mahasiswa.

Komentar

  1. yah kadang sebuah penantian bisa mengudak-aduk isi perut, bahkan isi otak kita sekalian. namun jangan takut, sebenarnya kegagalan itu tidak ada, namun mungkin itu adalah keberhasilan dalam bentuk lain dan tidak sesuai dengan apa yang anda harapkan saat itu,jadi jangan khawatir bro...tapi ingat tidak ada keberhasilan yang tertunda, karena berhasil bisa saja berwajah lain dan pada keperluan yang lain. maaf baru berkunjung...aku cuma mau jawab pertanyaan kamu masalah bikin page navigasi (navigasi halaman), coba kamu pasang script ini di atas kode </body>

    <!--Page Navigation Starts-->
    <script type='text/javascript'>
    var home_page=&quot;/&quot;;
    var urlactivepage=location.href;
    var postperpage=4;
    var numshowpage=6;
    var upPageWord =&#39;Previous&#39;;
    var downPageWord =&#39;Next&#39;;
    </script>
    <script src='http://colorizetemplates-code.googlecode.com/files/pagenav.js' type='text/javascript'/>
    <!--Page Navigation Ends -->

    kalau belum berhasil kasih tau ane ya sahabat...ok semangat dan jangan menyerah dengan keadaan, karena keadaan sudah lama mati, tinggal kita yang harus membuat keadaan sendiri dengan penyerahan diri kepada Yang Kuasa dan usaha sambil berdoa...semoga sukse selalu. keep spirits and do the best

    BalasHapus

Posting Komentar

Monggo berdiskusi...

Postingan populer dari blog ini

Membuat Kartu Peringatan 1000 Hari (utk nasi Box)

Contoh - contoh hasil pengecoran logam

Panase Srengenge, Kabeh Melu Nyonggo