Namanya juga usaha...( Part 1 )
Konsep usaha tanpa modal
Kali ini Lek Narto akan membahas
tentang bagaimana usaha tanpa mengeluarkan modal. Lho apa benar – benar tanpa
modal ??Sebentar…sebentar, jangan emosi dulu kawan. Jaman sekarang apa sih yang
gratis, pipis aja sekarang harus mbayar. Tanpa modal di sini Lek Narto artikan
tanpa modal uang dalam jumlah yang besar, bahkan cukup dengan uang yang ada di
kantong Saudara – saudara sekalian.
Jumlah pengangguran di Indonesia di
tahun 2012 ini cukup banyak, mencapai 7,61 juta orang ( sumber ) ,
dan ternyata beberapa dari orang yang belum beruntung itu 492.343 orang
memiliki latar belakang pendidikan perguruan tinggi (Data BPS Agustus 2012.sumber) ,
orang yang dinilai mampu untuk mengembangkan ilmu yang di dapat untuk kebaikan
bersama.
Permasalahan di sini bukanlah
apakah Anda adalah sarjana, atau lulusan SLTA, SLTP, SD, atau pun tanpa ijasah
sekalipun. Setiap orang yang sudah dewasa pasti membutuhkan pekerjaan untuk
kelangsungan hidupnya. Namun sering kali lowongan pekerjaan yang sedikit
menjadi kendala orang untuk bisa bekerja. Ditambah lagi dengan rendahnya
tingkat pendidikan yang membuat orang makin tersingkir dari kancah dunia kerja.
Waduh, kok jadi nglantur kemana –
mana…Ok, apakah Anda berani untuk memulai usaha?kebnyakan orang akan menjawab tidak
berani untuk memulai usaha karena tidak punya cukup modal untuk usaha. Apakah untuk
memiliki sebuah usaha dan menghasilkan rupiah harus dengan modal yang besar?Lek
Narto berani menjawab TIDAK. Ya, untuk memiliki sebuah usaha tidak membutuhkan
modal uang yang besar, bahkan tanpa modal rupiah sekalipun. Lek Narto bisa
berkata demikian karena mendapatkan konsep ilmu usaha dari nenek Lek Narto,
yang diwariskan melalui Bapak Lek Narto.
Sudah tidak sabar???Keluarga nenek
Lek Narto ( Mbah Singo )jaman dahulu adalah salah satu keluarga miskin, dimana
untuk mendapat pekerjaan juga sulit. Tapi Mbah Singo tidak mau berpangku tangan
dan menyerah dengan keadaan. Beliau datang ke pasar, hanya berbekal karung
bekas. Bukan untuk berbelanja, namun beliau mendatangi para pedagang /tengkulak
besar dan “meminjam” dagangan untuk dijual dalam skala yang lebih kecil. Ada resiko
kalau dagangan tidak habis, brarti harus membayar modal ke tengkulak. Hal inilah
yang mendorong Mbah Singo agar dagangannya selalu habis. Walaupun dengan
pendapatan seadanya, namun kegiatan itu tetap dilanjutkan dan ditekuni guna
menyambung hidup. Setelah cukup lama menjalankan cara semacam itu, terkumpul
modal untuk dapat berbelanja barang dagangan yang lain. Jamu adalah pilihan
Mbah Singo untuk bisa lebih bertahan hidup, sampai akhirnya dari berjualan jamu
tadi dapat membangun rumah dan menyekolahkan anak – anaknya, walaupun memang
hanya tamat SMA di kala itu.
Cerita Mbah Singo, simbah Lek
Narto di atas memang bukanlah sebuah cerita sukses seorang pengusaha kaya raya.
Melainkan hanya cerita sederhana ( konsep ) yang benar – benar dilakukan untuk
mematahkan stigma bahwa untuk memulai usaha membutuhkan modal yang besar. Dibutuhkan
keberanian untuk membawa diri kita keluar dari zona aman. Selain berani,
berapapun penghasilan yang Anda dapatkan dari usaha sendiri, jika ditekuni dan
dijaga cash flow-nya, pasti akan berbuah ayng melimpah. Baik Anda seorang
karyawan maupun saat ini belum bekerja, menurut Lek Narto konsep yang
diceritakan di atas bisa diaplikasikan dalam bidang yang lain di masa sekarang.
Lek Narto sendiri belum bisa
seperti Mbah Singo dan orang tua Lek Narto yang menjalankan usaha sendiri. Tapi
Lek Narto sudah menjajal beberapa usaha yang walaupun kecil penghasilannya,
namun dapat menjadikan Lek Narto puas dan bisa menghargai pekerjaan dan
penghasilan yang belum besar ini.
Apakah Saudara berani untuk
memulai membangun usaha sendiri??
Di lain kesempatan lek Narto akan
sharing bagaimana pengalaman jatuh merangkaknya Lek Narto dalam membangun
usaha. Yang sabar ya…
jamu cap mbah singo to lek ?
BalasHapustak tunggu ceritamu lek...
Jamu cap Macan Mas Atmo hehehe...matur nuwun sudah mampir
Hapus