Macao Van Solo


Hiruk pikuk dan deretan motor serta jajaran mobil memenuhi jalan raya Gladak kearah timur. Ini mungkin pemandangan biasa kalo terjadi di siang hari, akan tetapi kalo terjadi pada malam hari…lho…ada apa ini ?

Mungkin bagi yang udah lama gak pulang Solo, atau yang berancana liburan ke Solo gak tau kenapa kalo malam hari di jalan besar depan Pusat Grosir Solo atau kalo dulu lebih sering dikenal dengan nama “Mbeteng” ( karena letaknya di selatan benteng ) ini ko menjadi ramai.
Atas kreatifitas Pak Walikota Solo, Joko Wi menyulap jalan raya yang awalnya tidak potensial, cenderung gelap, sekarang menjadi lokasi yang sangat menarik.
Galabo
GALABO, singkatan dari Gladag Langen Bogan. Sebuah lokasi wisata jajan yang pertama kali di Kota Solo. Terdapat berbagai pilihan sajian makanan dari jenang tumpang, susu segar, sate ayam / kambing, sego liwet, bakmi dan lain – lain. Pokoke kalo mau memuaskan cacing – cacing yang ada di perut, tepat kalo berkunjung dan menikmati jajanan yang digelar di sana.
Dengan setting tata lampu yang menyerupai kafe alias remang – remang ( halah…kafe opo ngirit listrik ), tenda MISBAR ( Grimis bubar )yang berjajar, pilihan makanan yang aneka ragam, tanpa kendaraan lalu lalang,  tanpa pengamen, dan pegunjung yang berjalan kaki membuat suasana kota seakan lebih hidup dan semarak. Kalo diliat  dan dirasakan ko gak kalah dengan pusat jajannya di Macao sana ( pendapat pribadi lho…kalo gak setuju yo gak papa )
Malah di sudut lain, penjaja kerak telor dari Jakartapun rela hijrah ke Solo untuk mengadu nasib. Biasanya kan orang Solo yang Hijrah ke ibu kota, tapi sekarang  waktunya Solo menggeliat menunjukkan kedigdayaannya, merekah bagai kembang desa yang beranjak dewasa, bersolek koyo Ledek mempercantik tampilan kota. Maka, wahai orang orang yang meninggalkan Solo...kembalilah ke desamu, kampungmu mulai bercahaya, mengumpulkan orang bagai laron yang suka mendatangi sumber cahaya hahahaha………..
Perputaran uang pun juga bisa di bilang tidak sedikit. Dari segi parkir saja bisa dihitung rata – rata motor yang berjajar sekitar 400 buah / hari, belum kalo pada hari sabtu atau saat libur. Belum lagi bicara soal jajanannya, ada tengkleng, gado-gado, dawet, ayam goring/bakar, pokoke lengkap. Yang saya tau tu jajanan murah yaitu Jenang tumpang pake telor Rp.5000,00 belum minumnya. Tuh bisa diitung sendiri tu berapa pendapatan pedagangnya. Nah…bagi kamu yang hoby bisnis n frenchaise bisa dicoba peluang bisnis yang satu ini…..
Yang jelas kalo ra nyoba pokoke rugi…yang penting parkir dulu kan keren, liat liat jajanannya kalo pas punya uang ya pesan, tapi kalo pas paceklik liat – liat aja juga udah keliatan cool…sing penting ra konangan yen ra duwe duit, stay cool. OK selamat mencoba…

Ini sebenarnya tulisan yang pernah saya posting diblog saya yang lain, tapi sekarang tak ajak bedhol desa dan saya tempatkan disini. Supaya mengingatkan kita saja bahwa Solo adalah kota yang menarik dan layak untuk kita jaga agar perkembangannya tetap pesat dengan masih mempertahankan nilai – nilai kejawennya.

Komentar

  1. tempat saya dulu bercengkerama dengan teman2 lama... miss it

    BalasHapus
  2. halo lek narto !!
    salam kenal lek hahahahaa.....

    BalasHapus

Posting Komentar

Monggo berdiskusi...

Postingan populer dari blog ini

Membuat Kartu Peringatan 1000 Hari (utk nasi Box)

Contoh - contoh hasil pengecoran logam

Panase Srengenge, Kabeh Melu Nyonggo